Ahmad Syahrul Ansori Alumni Ponpes Mambaus Sholihin, Gresik.

Khutbah Jumat: Kriteria Pemimpin Ideal

2 min read

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْن، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِه وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ أَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِیعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَـٰزَعۡتُمۡ فِی شَیۡ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۚ ذ ٰ⁠لِكَ خَیۡ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِیلًا

Hadirin Sidang Jum’at yang dirahmati oleh Allah SWT

Mengawali khutbah, Saya mengajak sekaligus mengingatkan diri sendiri juga kepada hadirin jamaah sholat Jum’at untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT.

Hadirin rahimakumullah

Sebentar lagi, kita akan menghadapi tahun politik tepatnya di tahun 2024 mendatang. Meskipun demikian, hingar bingarnya saat ini sudah mulai terasa. Kiranya sungguh berbagai tantangan akan kita hadapi saat perhelatan tahun politik. Sebagai umat muslim yang baik, tentu keterlibatan kita dalam pesta demokrasi merupakan keniscayaan.

Islam mengajarkan kita untuk ikut berdemokrasi demi kemaslahatan masyarakat dan agama. Karena tanpa peran negara, agama tidak akan dapat dijalankan dengan baik.

Allah SWT berfirman dalam penggalan surah Al-Baqarah (2) ayat 126

 وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَ⁠هِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَ ⁠تِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۚ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,”

Tentang doa Nabi Ibrahim as ini, menurut Syekh Nawawi al-Bantani dalam tafsir Marah Labid menjelaskan mengapa yang diminta oleh Nabi Ibrahim as adalah keamanan dan kesuburan tanah Makkah yang bersifat dunia, bukan yang lainnya.

Beliau menjelaskan bahwa jika keamanan dan kemakmuran sudah tercapai dalam suatu negara, kota, atau daerah, maka keduanya dapat modal untuk melaksanakan berbagai ketaatan dan ibadah kepada Allah. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kemakmuran dan keamanan merupakan tonggak penting dalam agama.

Baca Juga  [Khutbah Jumat] Halal Bi Halal: Rahmat Allah di Balik Pandemi

Hadirin Sidang Jum’at yang diberkahi oleh Allah SWT

Pemilu sebagai pesta demokrasi merupakan anugerah bagi Indonesia, patut kita syukuri hal tersebut. Secara historis, pemilihan pemimpin dalam Islam melalui proses dan asas demokrasi sudah ada sejak dahulu yakni, saat terpilihnya khulafaur rasyidin dengan cara bermusyawarah.

Ma’asiral Muslimin rahimakumullah

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nabi Muhammad saw bersabda,

اِذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِى سَفَرٍ، فَلْيُؤَمِّرُوْا اَحَدَكُمْ

“Apabila ada tiga orang melakukan perjalanan, maka hendaklah salah satu dari mereka diangkat menjadi pemimpin.”˙

Hadis ini menjelaskan pentingya seorang pemimpin, apalagi dalam mengurusi suatu negara. Salah satu tujuan dipilihnya seorang pemimpin adalah untuk menghindari terjadinya konflik ataupun pertikaian kepentingan antar individu atau kelompok.

Pemimpin bukan hanya sebagai ikon semata, melainkan figur yang dapat menentukan kesejahteraan dan kemakmuran suatu masyarakat.

Imam Ghozali dalam al-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk, mengutip  kata-kata seorang bijak bestari:

إِنَّ صَلَاحَ الرَّعِيَّةِ فِي حُسْنِ سِيْرَةِ الْمُلُوكِ

“Kebaikan rakyat adalah karena baiknya kepribadian pemimpinnya”

Hadirin jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah

Kata bijak tersebut menegaskan bahwa baik buruknya masyarakat, sejahtera atau tidaknya kehidupan sosial, sangat dipengaruhi oleh figur dan keteladanan para pemimpinnya. Jika pemimpinnya adil, baik, jujur, rendah hati, dan amanah, maka Insyallah rakyatnya akan sejahtera dan makmur.

Dengan demikian, kita perlu mengenali kriteria pemimpin ideal agar mampu mewujudkan kehidupan bermasyarakat lebih baik. Dalam hal kategori pemimpin ideal, kita bisa mengambil pelajaran dalam surah al-Qashash ayat 26. Dalam ayat ini diceritakan bahwa salah satu putri Nabi Syu’aib as meminta ayahnya untuk memperkerjakan Nabi Musa as untuk menggembala kambing mengingat kemampuan yang cakap dan integritasnya.

قَالَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا یَـٰۤأَبَتِ ٱسۡتَـٔۡجِرۡهُۖ إِنَّ خَیۡرَ مَنِ ٱسۡتَـٔۡجَرۡتَ ٱلۡقَوِیُّ ٱلۡأَمِینُ

Baca Juga  [Jumat] Tiga Hikmah Hidup di Balik Musibah Covid-19

Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat (kapabilitas) dan dapat dipercaya (amanah).”

Pemimpin yang ideal harus memiliki kapabilitas (kecakapan dalam hal kepemimpinan) dan integritas (teguh pada prinsip dan amanah).

Hadirin Sidang Jum’at rahimakumullah

Khatib menyeru hendaknya besok kita turut berpartisipasi dalam pesta demokrasi dengan memilih pimpinan yang ideal, pemimpin yang memiliki kapabilitas (cakap dalam hal kepemimpinan) dan integritas tinggi (teguh pada prinsip, jujur, dan amanah). Karena, pemimpin yang kita pilih akan menentukan masa depan bangsa ini selama lima tahun ke depan.

Ada sebuah kisah sebelum peperangan Uhud terjadi. Nabi Muhammad SAW bermusyawarah dengan para sahabat untuk menentukan strategi perang antara pendapat pertama, tetap berada di Kota Madinah, atau pendapat kedua, keluar menghadapi musuh.

Kendati Nabi Muhammad lebih condong pada pendapat pertama, namun beliau tetap menjalankan hasil musyawarah yang menyepakati pendapat kedua yaitu, keluar kota Madinah dan berhadapan dengan musuh.

Dalam sebuah riwayat Imam Muslim Nabi Muhammad saw bersabda,

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ

“Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian”

Hadirin rahimakumullah

Melalui kisah dan hadis tersebut, khatib ingin menjelaskan keleluasaan untuk memutuskan urusan dunia, termasuk kepemimpinan dan ketatanegaraan. Begitupun dalam pemilihan pimpinan, selagi memiliki integritas dan kapabilitas yang baik, hak sebagai rakyat harus kita gunakan dengan sebaik mungkin untuk memilih karena kita lebih tahu dan bisa mencari tahu kiprah para calon pemimpin bangsa ini.

Terkait dengan keharusan kita untuk turut berpartisipasi dalam memilih calon pemimpin, ada sebuah kaidah fiqih yang berbunyi:

مَا لَا يَتِمُّ الوَاجِبُ إِلَّا بِهِ فهُوَ الوَاجِبُ

“Sesuatu yang menjadi syarat terwujudnya perkara wajib adalah wajib”

Konsekuensinya sebagai warga masyarakat Indonesia, kita wajib turut berpartisipasi memilih pemimpin yang baik. Kita akan sulit beribadah, dan menjalankan ketaatan dengan baik, tanpa keterlibatan pemerintah yang baik; terwujudnya pemerintahan yang baik harus dikendalikan oleh pimpinan yang baik pula, maka berdasarkan kaidah tersebut, wajib bagi kita untuk memilih pemimpin yang ideal, baik tingkat regional, daerah, sampai nasional.

Baca Juga  Khutbah Jumat: Menjelang Pemilu, Jangan Ada “Setan” Di Antara Kita

Ma’ashiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat ini, Semoga kita dapat menjadi hamba bertakwah sekaligus warga yang baik. Semoga pertolongan, hidayah Allah swt selalu meliputi kita semua, Amin Ya rabbal alamin.

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

 

Ahmad Syahrul Ansori Alumni Ponpes Mambaus Sholihin, Gresik.