Fawaizul Umam Dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Jember

DI WADAS

27 sec read

Di Wadas
ada asa yang kandas
telungkup di antara pepohonan yang terancam meranggas
berserakan di rerumputan yang tergilas
oleh kuasa laras
dan derap berdebu sepatu lars
Di Wadas
wajah-wajah memucat pias
mencoba lepas
dari kepongahan yang beringas
mata-mata kuyu bergayut cemas
menatap masa depan yang semakin tak jelas
sementara anak-anak cuma bisa berputar terbatas
berlarian di halaman
yang kian menyempit tak lagi luas
Di Wadas
ada banyak janji yang harus dibayar lunas
tak cukup pinta maaf yang memelas
agar sakit tak memalih dendam yang terus mengeras
karena rakyat bukanlah pelumas
bagi turbin besar modernitas
yang melumat segala tandas
Di Wadas
ada teori lawas
yang rasanya layak kembali dibahas
teori kelas, analisis kelas
agar benderang
siapa penindas
siapa tertindas
Di Wadas
tinggal Tuhan
yang masih dieja
hingga akhir tarikan nafas
Baca Juga  Ketika Orang Madura (Hanya Bisa) Bicara Poligami
Fawaizul Umam Dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Jember