Prof. KH. Moh. Ali Aziz, M.Ag Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya; Pengarang Buku Best Seller Terapi Shalat Bahagia, 60 Menit Terapi Shalat Bahagia, dll.

Tak Perlu Kecewa Karena Gagal dalam Usaha, Allah Menyiapkan Balasan Terbaiknya

2 min read

مَنْ يَعْمَلْ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ

Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (atom) pun, maka ia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejelekan sebesar atom pun, maka dia akan melihat (balasan)-nya pula” (Q.S. al-Zalzalah [99]: 7-8).

Ayat ini adalah jawaban saat seorang teman meminta ayat Alquran untuk mengobati kekecewaan sampai terkena gangguan jantung. Saya pilihkan dua ayat ini untuk menjawabnya.

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam al-Turmudzi dari Ibnu Abbas dikatakan, dua ayat penutup surat al-Zalzalah ini setara dengan separuh Alquran. Abdullah bin Mas’ud, sahabat yang dipuji Nabi sebagai orang paling pintar Alquran juga mengatakan, dua ayat ini merupakan ayat terlengkap di antara semua ayat Alquran.

Lafal dzarrah pada dua ayat ini berarti benda terkecil di alam semesta. Misalnya, debu yang terlihat beterbangan melalui jendela ketika terkena sinar matahari; atau debu di sela-sela karpet, atau butiran pasir terkecil di pantai, atau benda terkecil lainnya yang tak bisa dilihat dengan alat pembesar.

Saat ini dzarrah lebih populer diterjemahkan dengan atom. Ayat itu menegaskan bahwa benda sekecil itu pun sangat jelas di mata Allah. Maka, sekecil apa pun yang anda kerjakan, baik atau buruk, pasti akan ada perhitungannya di sisi Allah. Tak ada satu pun perbuatan yang sia-sia di hadapan Allah.

Dua ayat ini turun menanggapi dua orang yang berperilaku aneh. Seorang di antaranya enggan bersedekah, karena malu hanya memiliki sebutir kurma.Seorang lainnya meremehkan dosa kecil, sebab mengira bahwa Allah mencatat hanya dosa besar.

Berkenaan dengan hal ini, Nabi SAW bersabda, “Lindungilah dirimu dari neraka, meskipun hanya dengan sebutir kurma” (HR. Bukhārī dan Muslim dari ‘Adi bin Hātim r,a). Ia juga bersabda, “Jauhilah dosa-dosa kecil, sebab masing-masing akan dituntut dalam pengadilan Allah” (HR. Ahmad dan al-Baihaqī dari Abdullah bin Mas’ūd).

Baca Juga  Tentang Hidup dan Mati yang Dialami Manusia

Menurut Muhammad Abduh, ayat ini berlaku untuk muslim dan non-Muslim. Kebaikan sekecil apa pun yang dilakukan non-Muslim dihargai Allah berupa pengurangan siksa, bukan pembebasan dari siksa. Ia berpijak pada firman Allah, “Kami akan meletakkan timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tak ada satu pun orang yang dirugikan sedikit pun. Meskipun perbuatan itu hanya seberat atom, pasti Kami berikan (pahala)-nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. al-Anbiyā’ [21]: 47).

Hatim al-Thāī, penduduk Arab yang nasrani akan mendapat keringanan siksa, sebab ia terkenal paling dermawan. Abu Lahab, paman Nabi yang musyrik, juga dikurangi siksanya karena ikut bersuka cita dengan kelahiran Nabi. Abu Thalib, paman Nabi juga diringankan siksanya karena mengasuh Nabi sampai dewasa dan membela bahkan siap mati untuk mengawal Nabi.

Hamka dalam Tafsir al-Azhar menambahkan, “Thomas Alva Edison juga akan diringankan siksanya karena menghasilkan temuan listrik yang luar biasa manfaatnya untuk kehidupan kita, termasuk untuk aktivitas ibadah dan dakwah umat Islam sampai hari ini.”

Sekali lagi, renungkanlah dua ayat ini, betapa lengkap dan indahnya pesan yang terkandung di dalamnya. Bahwa tak ada satu hal pun yang samar bagi Allah. Tak ada sekecil apapun kebaikan dan kejelekan yang tidak diperhitungkan balasannya oleh Allah.

Suatu saat anda menyebut satu kata “Allah” atau hanya terlintas dalam hati, maka Allah akan mencatatnya sebagai poin kebajikan, dan pasti memberikan balasan terbaik untuk Anda. Jika Anda berjalan di tepi laut, lalu berkata dalam hati, ”Wahai Allah, jika Engkau berikan aku kekayaan sebanyak pasir di pantai ini, betapa senangnya aku bisa membebaskan orang-orang dari kemiskinan”, maka lintasan hati itu akan dicatat sebagai kemuliaan sebanyak pasir di pantai, meskipun sampai akhir ajal, Anda tak bisa bersedekah sedikit pun.

Baca Juga  Hikmah Pandemi: Menguji Kualitas Amal, Bukan Kuantitas

Bergembiralah, dan berniatlah untuk membahagiakan orang setiap pagi dan malam hari, sebab niat Anda adalah sumber kemuliaan, sekalipun tak terlaksana.

Jika Anda gagal dalam usaha, Anda tak perlu kecewa, sebab setiap butir keringat yang Anda keluarkan pasti sudah diperhitungkan balasan terbaiknya oleh Allah. Tak ada yang sia-sia. Mungkin Anda menyekolahkan anak miskin, lalu menikahkannya setelah lulus, dan memberi modal usaha yang tidak sedikit. Tapi, sejak itu, ia tidak pernah menunjukkan terima kasih, bahkan berulang kali menyakiti hati Anda.

Jangan sekali-kali kecewa, sebab semua tenaga dan harta yang telah Anda berikan, sekecil apa pun, sudah dicatat dengan tinta emas dan telah disiapkan balasan terbaik untuk Anda.

Jika Anda kecewa, maka berarti Anda sedang mempertontonkan ketidakikhlasan dalam menolong orang. Lalu, bagaimana dengan orang yang mengecewakan Anda? Setiap kata yang menjengkelkan Anda beserta pengkhianatannya kepada Anda sudah dicatat Allah, dan telah disiapkan untuknya hukuman yang pantas untuknya. Hapuskan kekecewaan, lupakan kejahatan orang, sebab Allah terus bekerja untuk menyiapkan pahala dan kemuliaan tertinggi untuk Anda. [MZ]

Prof. KH. Moh. Ali Aziz, M.Ag Guru Besar Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya; Pengarang Buku Best Seller Terapi Shalat Bahagia, 60 Menit Terapi Shalat Bahagia, dll.