Nuzula Nailul Faiz Alumnus Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga

Hikmah Sholawat Ibrahimiyah dalam Sholat

2 min read

Sholawat ibrahimiyah masyhur menjadi bacaan dalam tahiyat akhir sholat. Sholawat tersebut berisi doa dan permohonan tambahan keselamatan atas Nabi Muhammad saw. kepada Allah swt., sebagaimana Allah telah menganugerahkan rahmat yang agung atas Nabi Ibrahim as. Selain Nabi Muhammad saw., Nabi Ibrahim as. disebut juga dalam sholawat ibrahimiyah tersebut.

Walau masyhur sebagai bacaan dan seringkali dihafalkan, masih banyak umat muslim sendiri yang belum mengerti di balik hikmah pensyariatan itu. Padahal, mengetahui hikmah di balik pensyariatan tersebut, bisa menambah refleksi dan pendalam makna bagi seorang muslim, ketika sholat untuk beribadah kepada Allah swt.

Dengan mengetahui hikmah penyebutan Nabi Ibrahim as. dalam sholawat yang dibaca ketika sholat, yang kemudian ulama menyebutnya sebagai sholawat ibrahimiyah, diharapkan muslim dapat menambah kekhusyukan ketika sholat. Pendalaman makna terhadap bacaan-bacaan yang dibaca ketika sholat, bisa menjadi salah satu cara untuk menambah kekhusyukan itu. Sehingga, kekhusyukan itu dapat mendekatkan pada sholat yang sempurna berikut dengan pahala dan faidah yang mengikutinya.

Sholawat Ibrahimiyah dalam Sholat

Sholawat kepada Nabi Muhammad saw. merupakan rukun sholat yang apabila ditinggalkan, berarti sholatnya tidak sah. Sighot atau bentuk kalimat sholawat paling minimal yang menjadi rukun itu adalah allohumma sholli ala muhammadin. Sementara sholawat untuk keluarganya Nabi itu masuk sunah. Shigot sholawat yang sempurna untuk dibaca ketika sholat sebagaimana ditetapkan oleh hadits-hadits sahih riwayat Imam Bukhori, Imam Muslim, dan sebagainya, adalah sholawat ibrahimiyah.

Sholawat ibrahimiyah berbunyi:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَ بَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Artinya:Ya Allah, berikanlah tambahan rahmat agung atas tuan kami Nabi Muhammad dan atas keluarga tuan kami Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau menganugerahkan tambahan rahmat agung atas tuan kami Nabi Ibrahim dan atas keluarga tuan kami Nabi Ibrahim, dan berikanlah keberkahan atas tuan kami Nabi Muhammad dan atas keluarga tuan kami Nabi Muhammad, sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan pada tuan kami Nabi Ibrahim dan atas keluarga tuan kami Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Dzat yang terpuji dan mulia di seluruh alam.

Hikmah Penyebutan Nabi Ibrahim as.

Baca Juga  Saat Umar bin Khattab Memata-matai Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq

Disyariatkannya sholawat ini daripada banyak bacaan sholawat lain, tentu memiliki hikmah tersendiri. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Muroh Labid memaparkan hikmah di balik disebutnya Nabi Ibrahim as. dalam sholawat yang itu disyariatkan dibaca dalam bacaan tahiyat akhir sholat. Ada empat hikmah di balik penyebutan itu:

Pertama, Nabi Ibrahim as. lebih dahulu mendoakan Nabi Muhammad saw. dengan doa atau sholawat ini, sehingga Allah swt. menghendaki penyebutan Nabi Ibrahim as. atas lisan-lisannya umat Nabi Muhammad saw. sampai hari kiamat, sebagai pelaksanaan akan haq/kewajiban atau balasan Nabi Muhammad saw. terhadap Nabi Ibrahim as.

Kedua, Nabi Ibrahim as. sendiri yang meminta penyebutan tersebut, dengan berdoa pada Allah swt. “dan jadikanlah lisan yang jujur bagiku pada orang-orang di masa-masa akhir (generasi selanjutnya)”, yang ditafsiri Syekh Nawawi berarti, “dan langgengkanlah pujian yang baik bagiku pada umat Nabi Muhammad saw.”. Allah swt. kemudian mengabulkan doa itu dengan membarengkan penyebutan keduanya sebagai bentuk pelanggengan terhadap pujian yang baik atas Nabi Ibrahim as. pada umat Nabi Muhammad saw.

Ketiga, Nabi Ibrahim as. merupakan bapak agama-agama, sedangkan Nabi Muhammad saw. merupakan bapak kasih sayang. Nabi Ibrahim as. memang dihormati oleh agama-agama samawi seperti Yahudi, Nasrani, dan Islam, bahkan dihormati oleh kaum musyrik Makkah. Sementara Nabi Muhammad saw. sebagai bapak kasih sayang (abb ar-rohmah), merujuk pada pernyataan Nabi Muhammad saw., “Sesungguhnya aku bagi kalian itu seperti seorang bapak”, yakni dalam hal kasih sayang dan kelembutan. Keduanya memiliki hak sebagai bapak dalam dua hal tersebut, sehingga keduannya disebut namanya dalam pujian dan sholat.

Keempat, Nabi Ibrahim as. merupakan penyeru syariat haji, sedangkan Nabi Muhammad saw. merupakan penyeru iman. Allah swt. kemudian mengumpulkan keduannya dalam penyebutan yang indah.

Baca Juga  Kisah Cinta Sufi (8): Khusrau dan Syirin - Cinta Selalu Mampu Mengubah Segalanya

Nabi Ibrahim as. merupakan sosok yang dihormati oleh berbagai umat beragama di Makkah dan Madinah waktu itu. Beliau dihormati oleh umat Yahudi, umat Nasrani, dan kaum musyrik Makkah. Beliau menjadi titik temu agama-agama tersebut. Penyebutan nama beliau dalam tahiyat sholat mungkin juga berarti pesan dakwah agar umat-umat tersebut mengimani Nabi Muhammad saw. agar masuk Islam.

Demikian hikmah di balik penyebutan nama Nabi Ibrahim as. dalam bacaan sholawat pada sholat menurut ulama. Dengan mengetahuinya, diharapkan muslim dapat mendalami makna dari apa yang dibacanya waktu sholat, khususnya terkait bacaan sholawat ibrahimiyah. Bahwa bacaan itu merupakan bentuk penghormatan dan rasa sayang Allah swt. kepada dua kekasihnya, Nabi Ibrahim as. dan Nabi Muhammad saw.

Nuzula Nailul Faiz Alumnus Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga