Catatan Ramadan
dua belas jalan menyusur wilayah
satu untuk istirah
diam
mengutuk kemarin
kerna pahatan berhala
selalu bercak hari-hari
diam
memeta langkah esok
takingin jadi ulat merambat
menggugur daun menyisah ranting kering
dengan haus dan lapar
bergeming senyap
mezikir merupa kupukupu
nerbangi sebelas hentian
sampai:
diam nisan
–Sukodadi , 29 4 2020–
Anak 1
kupasang lagi protret kecilmu
bingkai bercerita
engkau membaca abata terbata
di sela cita-cita sederhana
memutar jam menjadi nisan
kelak ziarah doa-doa dari kerja sepanjang lelah
sepertinya dinding ini berkabar pula
gambar coretan sesuka kanakmu
pohonan menjatuh daun
luruh bersama ranting di lobang-lobang dinding menua
serupa graffiti
serasa serpih angan belum engkau kemas
sefasih usiamu kini
berkaca-kaca kutatap wajahmu
kian mengurus serpih inginku
mencandai riuh tawa
berlarian nerbangkan layang-layang
masih jauh dari anak-anakmu
–Sukodadi, 27 4 2020–