Surakarta – Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara IAIN Surakarta (PKPPN) mengadakan Sarasehan Takmir Masjid Solo Raya bertema “Masjid Merdeka (Moderat dan Berwawasan Kebangsaan) pada Selasa, 3 November 2020.
Abdul Halim, selaku ketua panitia acara menyampaikan bahwa acara ini terselanggara karena dilatarbelakangi oleh keresahan mereka yang tergabung dalam PKPPN yang melihat kondisi di wilayah Solo Raya yang semakin hari tampak kurang ramah dengan adanya perbedaan, khususnya dalam hal pandangan keagamaan, dan keberagaman.
Acara ini diselenggarakan di Hotel Syariah Solo dan dihadiri oleh perwakilan dari seluruh pengurus Takmir Masjid yang berada di wilayah Sukoharjo.
Rangkaian acara ini, menghadirkan tiga narasumber otoritatif, K.H. Abd. Faishol, Prof. Drs. Hermanu Joebagio, dan K.H. Drs. M. Dian Nafi’ (Pengasuh Pesantren Al-Muayyad, Windan) yang dipandu oleh Endy Saputro, dosen IAIN Surakarta.
Dalam kesempatan tersebut, K.H. Abd. Faishol, selaku Ketua MUI Sukoharjo memaparkan bahwa masjid sudah seharusnya menjadi sentral untuk menyebarkan moderasi beragama. Namun, ia melihat bahwa akhir-akhir ini masjid justru menjadi tempat tersebarnya paham ektremisme, khususnya di wilayah Soloraya.
Menurutnya, gejala tersebut dapat dilihat dari adanya pergeseran fungsi masjid yang mulanya hanya sebagai tempat unutk menjalankan ritual keagamaan dan harmonisasi sosial, namun kini banyak masjid yang digunakan sebagai tempat ideologisasi politik dan Islam transnasional.
Gerakan ideologisasi di masjid tersebut bisa dilihat dari munculnya halaqah-halaqah yang biasanya juga sering mengkritik ulama-ulama alim Nusantara yang tidak sepaham dengan mereka. Sehingga, kelompok ekstrem ini, menurut K.H. Abd. Faishol, seringkali melakukan takfiri terhadap kelompok lain.
Maka, harapan ketua MUI Sukoharjo ini, para takmir masjid sebagai pemegang otoritas keagamaan kultural di tengah masyarakat Solo Raya, dapat membidani gerakan Islam moderat di lingkungan masyarakat bawah yang salah satunya dengan melakukan kontra narasi dan pemberdayaan sosial.
Lebih lanjut, K.H. Abd. Faishol yang juga aktif sebagai pengurus FKUB Sukoharjo, berharap dan menginginkan peran masjid dapat dikembalikan kembali pada fungsinya yaitu, sebagai tempat ibadah, pendidikan dan pusat pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, budaya juga politik kebangsaan.
Dengan memperdalam ajaran Islam, baik yang berdasarkan dalil naqli maupun aqli, maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan genealogis ajaran agama dan sosial kemasyarakatannya.
Pada akhir rangkaian acara tersebut, seluruh peserta yang merupakan perwakilan Takmir Majid di wilayah Sukoharjo melakukan deklarasi “Gerakan Masjid Merdeka (Moderat dan Berwawasan Kebangsaan)”.
Melalui gerakan ini, para Takmir Masjid di wilayah Solo Raya berkomitmen untuk menyebarkan paham Islam yang moderat, rahmatan lil alamin, menjunjung tinggi toleransi dan menghargai perbedaan. [AA]