Achmad Room Fitrianto Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya

Kisah Nabi Yusuf dan Roda Kehidupan yang Selalu Berputar

1 min read

Surat Yusuf merupakan surat yang sangat menarik, setidaknya bagi saya. Ketertarikan saya terhadap surat Yusuf ini khususnya pada ayat 31 yang menceritakan kisah para istri pejabat Mesir yang terpesona dengan rupa Yusuf sang putra Ya’kub. Ayat tersebut berbunyi “fallam roainahuu akbarnahuu wa qoth tho’na aidiyahunna wa qulna haasya lil lahi maa haadza basyaro, in haadzaa illa malakun kariim”.

Mengapa saya tertarik dengan potongan surat ini karena bila dikombinasi dengan amalan tertentu, katanya bisa dipercaya bisa menjadi wirid pemikat lawan jenis. Namun diluar ketertarikan saya pada penggalan ayat surat Yusuf di potongan ayat tadi, terdapat keistimewaan dari surat ini yaitu terkait dengan tafsir mimpi.

Surat Yusuf diawali dengan mengingatkan bila Alquran terdapat kisah-kisah yang belum pernah diceritakan sebelumnya, pada ayat 3 dalam surat yang sama. Pada ayat selanjutnya juga diceritakan bagaimana nabi Yusuf bermimpi melihat matahari, bulan dan bintang sujud kepadanya.

Sujud disini mungkin bisa diartikan sebagai bentuk penyerahan diri dan ketaatan. Di ayat berikutnya juga diceritakan bila Yakub yang melarang Yusuf untuk menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya karena dapat memicu kebencian dan rasa iri karena mimpi tersebut adalah pertanda akan karunia yang akan diterima oleh Yusuf yang akan mendapat amanah besar untuk menggembala umat.

Alquran surat ke dua belas ini seolah-olah mengajarkan kita untuk tetap positif terhadap impian-impian kita, jangan sampai kehilangan harap, putus asa atau takut untuk meraih kehidupan yang lebih baik, jangan takut untuk meninggalkan status quo untuk mengejar bintang, rembulan, matahari atau apapun itu perlambangnya.

Dikisahkan juga dalam surat ini tentang penafsiran mimpi nabi Yusuf yangkemudian menjadi kenyataan. Suatu karunia yang indah dan menyenangkan karena bisa menafsirkan dengan tepat impian yang diperoleh dan mampu melakukan hal positif bagi epentingan orang banyak dan juga lingkungan ketika impian itu sudah terwujud. Maka, tidak berlebihan kiranya jika kisah-kisah dalam surat ini dijuluki Ahsanul Qashashi (kisah terbaik).

Baca Juga  Manusia, Mahluk yang Suka Tergesa-gesa Ketika Berdoa (Tafsir Surah Al-Isra: 11)

Selain cerita impian Nabi Yusuf, surat ini juga menceritakan tentang episode kehidupan yang tak ubahnya seperti sebuah roller coaster. Kehidupan ini selalu mengalami masa pasang-surut, naik-turun dan dikisahkan pula bagaimana kekuasaan dan pertolongan Allah bisa menjadi solusi terbaik dengan jalan yang tidak disangka-sangka.

Misalnya, ketika nabi Yusuf yang sampai jatuh kedalam kubangan perbudakan karena tipu daya saudara saudaranya hingga dijebloskan ke penjara dan akhirnya bias bebas dari penjara berkat kelebihannya yang dapat menafsirkan mimpi sang raja Mesir saat itu.

Sosok Yusuf dalam kisah ini mencerminkan sosok orang yang memiliki satu bentuk kesabaran, ketabahan menghadapi pasang-surut kehidupan. Sosok Yusuf memiliki jiwa yang kokoh dalam keyakinan serta kuat dalam ketaatan. Satu figur yang patut diteladani tentunya.

Dari kisah yang disampaikan dalam surat ke-12 ini, dapat diambil hikmah bahwa keyakinan menjadikan penantian sebagai jalanan waktu yang harus dilalui dengan sabar, sementara keraguan menjadikan penantian sebagai deretan waktu panjang yang memuakkan dan membosankan.

Pun demikian dengan kegantengan/kecantikan fisik yang tak selaknya menjadikan kita sombong dan eksibisionis (pamer diri). Selain itu, dari figur Yusuf pada surat ini, kita juga diajarkan bahwa kecerdasan dan pengetahuannya tidak seharusnya menjadikan kita arogan dan merasa benar sendiri.

Khusus untuk seorang pemimpin, melalui sosok nabi Yusuf, Allah ingin mengingatkan kita bahwa dengan memiliki kekuasaan, seseorang selayaknya tidak berbuat semena-mena, adigang adigung adiguna. Justru sebaliknya, pemimpin harus lah tetap tampil sebagai hamba Allah yang sederhana dan bersahaja dan selalu bersyukut sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf dan hamba-hamba Allah yang saleh lainnya. [AA]

Achmad Room Fitrianto Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya