Gus Dur dan Stoikisme
Apabila ada masalah yang lebih besar datang, sebisa mungkin kita tidak marah, tetap tenang dan langsung cari apa solusinya. Seperti kata Gus Dur, “Gitu saja kok repot”.
Apabila ada masalah yang lebih besar datang, sebisa mungkin kita tidak marah, tetap tenang dan langsung cari apa solusinya. Seperti kata Gus Dur, “Gitu saja kok repot”.
Di tengah narasi-narasi intoleran yang mengatasnamakan agama di media sosial akun NU Garis Lucu dan Muhammadiyah Garis Lucu hadir di twitter ada untuk melawan dengan narasi humor.
Tema haul Gus Dur tahun ini adalah ‘Persatuan dan Solidaritas untuk 1 Negeri dan 1 Cinta’. Tema ini terinsipirasi karena sebuah kesadaran bahwa salah satu sebab masih eksisnya negara Indonesia adalah karena persatuan dan solidaritas rakyatnya.
Arrahim Podcast episode kali ini menyajikan obrolan tentang "Gus Dur di Mata Anak Muda Tionghoa" bersama Finalis Koko Cici Jatim 2020. Selengkapnya silahkan mari kita simak di channel Youtube ArrahimID Official
kita tidak ingin kejadian seperti penulisan sejarah pada tahun 1965 yang penuh distorsi itu terulang kembali, jadi, kita minimal menargetkan agar kejadian-kejadian itu bisa memeperoleh kejelasan
Saya melihat humor Gus Dur ini layak menjadi studi khusus karena melalui humor hampir berbagai macam pandangan atau sikap kemanusiaan Gus Dur itu tercermin atau tersingkapkan.
Ciri etika politik Gus Dur selain prinsip keadilan adalah prinsip lemah lembut, anti kekerasan sebagaimana yang diilhami oleh cara dakwah Rasulullah SAW yang lemah lembut. Ia menentang adanya tindak kekerasan dalam kancah politik maupun sosial.
Ya dipisah. Karena gak ada mabok Polisi. Lalu, Apa maksudnya? Jadi, dulu terkenal sekali ada iklan Antimo (obat untuk mabuk perjalanan) dan lagunya seperti ini, Antimo obat anti mabuk, mabuk laut, darat, dan udara
Terkait korban perkosaan yang selama ini seringkali dinikahkan dengan pelakunya ini sebenarnya adalah persoalan yang membutuhkan peran keluarga dalam strategi untuk menyelesaikan persoalan sosial seperti ini.
Prahara yang terjadi di kalangan umat Muslim Indonesia saat ini—salah satunya—hanya menyangkut perbedaan sudut pandang semata dan jauh-jauh hari Gus Dur sudah meneladani dengan menyikapi secara bijak tanpa harus menghakiminya.