Achmad Faiz Aminulloh Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Filosofi Kebebasan dan Impian: Memahami Makna Mendalam di balik Petualangan One Piece

2 min read

Anime One Piece telah menjadi anime paling populer di beberapa tahun terakhir. Kepiawaian Eiichiro Oda dalam menulis plot cerita anime membuat penikmat anime jatuh hati kepada One Piece. Karena cerita-cerita epik dan mengharukan disajikan bersamaan, tak heran One Piece menjadi anime shounen yang paling laris dari anime-anime shounen lainnya.

Anime ini menceritakan tentang bajak laut topi Jerami memperebutkan harta karun yang bernama One Piece, dan setelah itu Monkey D. Luffy, kapten bajak laut, akan menjadi raja bajak laut. Di balik petualangan seru Monkey D. Luffy dan para nakama atau koleganya, ternyata terdapat lapisan-lapisan filosofi yang mendalam.

Perjalanan Monkey D. Luffy dalam mencari harta karun One Piece mengalami rintangan yang begitu dalam. Marine sebagai pemerintah dunia menutup-nutupi keberanan yang sebenarnya tentang One Piece. Pesan-pesan kebebasan dan impian dalam anime One Piece menjadi pesan-pesan filosofis yang menarik.

Marine, pemirintah dunia dalam anime One Piece, menghalangi perjalanan setiap karakter untuk meraih impian. Impian Monkey D. Luffy yang ingin menjadi Raja Bajak Laut, serta para nakama-nya seperti Roronoa Zoro yang ingin menjadi pendekar pedang nomor satu, dan Vinsmoke Sanji yang ingin menemukan All Blue dan menjadi koki terhebat di seluruh dunia. Kebebasan adalah salah satu konsep filosofis yang sentral dalam One Piece.

Dalam konteks filsafat, tema kebebasan dalam One Piece mencerminkan pandangan eksistensialis Jean Paul Sartre. Sartre menekankan bahwa manusia memiliki kebebasan mutlak untuk menciptakan makna dalam kehidupannya sendiri. Ini berarti bahwa tidak ada takdir yang ditentukan sebelumnya yang mengikat manusia; sebaliknya, manusia memiliki kebebasan untuk membuat pilihan dan menentukan arah hidup mereka sendiri.

Baca Juga  Memahami Konsep Totem Sigmund Freud melalui Film Princess Monnonoke

Sartre membedakan antara eksistensi (keberadaan) dan esensi (makna atau tujuan). Menurutnya, manusia pertama-tama ada (eksis) dan kemudian mereka menentukan makna hidup mereka sendiri (esensi). Dalam One Piece, Luffy dan para nakama bertindak sesuai dengan pemikiran Sartre ini. Mereka menghadapi dunia dengan kebebasan, memilih untuk mengejar impian dan tujuan mereka sendiri.

Sartre juga mengemukakan bahwa kebebasan membawa tanggung jawab. Dalam konteks One Piece, ini berarti bahwa karakter-karakter harus bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka dalam mencapai impian mereka. Mereka harus menghadapi konsekuensi dari kebebasan mereka.

Impian Monkey D. Luffy untuk menjadi “raja bajak laut” dan menemukan harta karun One Piece adalah pendorong utama eksistensinya. Banyak musuh yang juga menginginkan hal yang sama seperti Luffy. Keterbatasan dan rintangan yang disebabkan oleh musuh-musuh Luffy memaksa Luffy untuk menyarah pada keadaan, tetapi Luffy tidak menyerah dan terus memperjuangkannya. Impiannya ini melambangkan keinginan untuk membebaskan diri dari keterbatasan dunia. dan menggenggam kendali penuh atas takdirnya sendiri.

Lebih lanjut, Rorona Zoro bermimpi untuk menjadi “pendekar pedang nomer satu” dengan mengalahkan Dracule Mihawk, yang saat itu adalah pemegang gelar “Pria Terkuat di Dunia”. Pada masa kecil, Zoro mempunyai teman yang menginspirasi dia—Kuina, yang merupakan anak dari Master Dojo tempat Zoro berlatih pedang. Mereka berjanji satu sama lain bahwa salah satu dari mereka akan menjadi Pendekar pedang nomer satu.

Namun, tragisnya, Kuina meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan, meninggalkan Zoro untuk memenuhi janjinya. Impian Zoro mengajarkan untuk bebas dan berani mempertaruhkan diri untuk esensi dirinya. Esensi manusia akan tetap menjadi tanggung jawab manusia atas dirinya sendiri.

Hal yang sama juga terjadi pada Vinsmoke Sanji. Ia memimpikan untuk menemukan lautan All Blue. Dengan menemukan All Blue, ia percaya bahwa ia akan memiliki bahan-bahan masak terbaik dan menjadi koki terhebat di seluruh dunia. Akan tetapi, di balik impiannya itu, ada sebuah kisah sedih tentang keluarganya.

Baca Juga  Hizbut Tahrir [Indonesia]: Gerakan Moral atau Politik?

Sanji adalah putra bungsu dari keluarga Vinsmoke, sebuah keluarga bangsawan yang memiliki kemampuan militer dan teknologi tingkat tinggi. Namun, hati kecil Sanji selalu tidak senang dengan kekerasan dan kengerian yang terjadi di sana, sehingga dia melarikan diri. Sanji kecil hidup sebatang kara sebagai penumpang gelap di sebuah kapal bajak laut seorang koki Zeff. Pada akhirnya, Zeff mengangkat ia menjadi anaknya. Koki Zeff menginspirasi Sanji untuk menjadi koki terhebat di seluruh dunia.

Karakter-karakter anime di atas merupakan sebagian kecil dari banyaknya karakter One Piece yang menginspirasi. Plot cerita yang disajikan dengan nilai-nilai filosofi yang mendalam membuat anime ini layak ditonton oleh banyak kalangan. Dengan menggali lapisan filosofis dalam One Piece, kita dapat menemukan refleksi tentang hakikat kebebasan dan impian dalam kehidupan manusia.

One Piece adalah anime yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan filosofis tentang kebebasan, impian, makna hidup, dan tanggung jawab. Melalui karakter-karakternya dan perjuangan mereka, anime ini mengajak penonton untuk mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan esensial tentang kehidupan dan eksistensi. Kebebasan dan impian tidak hanya konsep filsafat, tetapi juga pendorong utama dalam membentuk takdir dan mencapai potensi penuh manusia. [AR]

Achmad Faiz Aminulloh Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya