Prof. Dr. H Akhyak. M. Ag Direktur Pascasarjana UIN SATU Tulungagung; Pengasuh Pondok Pesantren Modern Darul Akhwan Tulungagung; Konsultan Ibadah Haji Daerah Kerja Mekkah 2022

Menelusuri Makna Spiritulitas Haji (Wukuf Di Arafah)

2 min read

Salah satu rukun haji yang utama adalah wukuf di Arafah. Rangkaian ibadah wukuf di Arafah yang akan mengesahkan ibadah haji seseorang. Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah:

“Rasulullah SAW Bersabda: Haji itu Arafah, barang siapa mendapatkan (wukuf) di Arafah, makai a mendapatkan haji (HR. Bukhari-Muslim)”.

Para jemaah haji  saat melaksanakan Wukuf di Padang ‘Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan puncak ritual ibadah haji di tanah suci dan menjadi salah satu rukun haji, yang  bila ditinggalkan hajinya tidak sah. Kata wukuf berasal dari kata Arab “wuquf” dengan akar kata waqafa berarti berhenti, yang dengan pesan moralnya mengajarkan manusia untuk sejenak meninggalkan aktivitas dunianya selama beberapa jam, yakni berhenti dari kegiatan apapun agar bisa melakukan perenungan jati diri; sedang kata ‘arafah berarti naik-mengenali.

Wukuf di Padang Arafah, pada hakekatnya, adalah suatu usaha di mana secara fisik, tubuh jemaah haji berhenti di Padang Arafah, lalu jiwa-spiritual mereka naik menemui Allah SWT. Di Padang Arafah inilah pula, manusia dapat menemukan ma`rifat pengetahuan sejati tentang jati diri, kesadaran akan langkah-langkahnya, serta akhir perjalanan hidup kelak.

Adapun hikmah Wukuf di Arafah sebagai berikut:

  1. Wukuf di Arofah adalah perintah Allah SWT.
    Pada zaman dahulu  orang-orang Quraisy dan para pengikut agama setempat melakukan wukuf di Muzdalifah, dan tidak berwukuf di Arafah. Lalu Allah menurunkan ayat, sebagaimana pada Surat al Baqarah 199:  ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْم  (Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. al-Baqarah [2]: 199). Allah memerintahkan penduduk tanah suci untuk bertolak (beranjak) sebagaimana orang lain yang berangkat dari Arafah. Kalimat  yang menjelaskan bahwa orang yang berangkat dari Arafah maka secara otomatis telah bermukim terlebih dahulu di Arafah, sehingga bisa diambil istinbat hukum (kesimpulan) bahwa perintah untuk bertolak (berangkat) dari Arafah adalah perintah untuk wukuf (bermukim sementara) di Arafah
  2. Arafah adalah tempat munajat para nabi-nabi terdahulu.
    Arafah merupakan tempat yang dirasakan aman oleh para nabi dan mereka pakai untuk beribadah kepada Allah, lalu diwarisi pada generasi penerus. Mengikuti sunah (kebiasaan) para nabi ini merupakan pokok ajaran Islam dari sisi ketentuan tempat ibadah.
  3. Arafah adalah tempat untuk memohon ampunan.
    Wukuf di Arafah memohon kepada Allah agar diberi ampunan dan terhapus segala kesalahan, niscaya hal itu akan lebih mengundang kasih sayang Allah kepada umat Islam.
  4. Arafah adalah tempat mustajabah.
    Berdoa di padang Arafah akan dikabulkan doanya oleh Allah. Karena di waktu dan tempat khusus ini, semua orang berpisah dari keluarga dan kampung halamannya, serta patuh menjalankan perintah (ibadah) kepada Allah SWT. Menurut Ibnu Qudamah al-Maqdisi, dalam  al-Mughni,Juz. III, hlm. 266-267.Tempat wukuf Rasulullah SAW. adalah Baṭnu al Wadi, yaitu suatu tempat yang terletak di belakang Jabal Rahmah.  Muḥammad Amin al-Sinkiti, dalam Fath al-Bayan, halaman 125, tidak ditemukan dalil yang menunjukkan, bahwa Rasullulah SAW. naik ke Jabal Rahmah sebagaimana yang dilakukan sebagian jemaah haji saat ini yang menganggap afḍal apabila telah menginjak Jabal Rahmah.
  5. Doa di Padang Arafah adalah paling utama.
    Doa yang paling utama adalah doa orang yang berwukuf di Arafah. Ucapan yang paling utama adalah ucapan
Baca Juga  Ingin Disayangi Banyak Orang, Berikut Doa dari Nabi Khidir AS

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمَلَكُ وَلَهُ الْحَمْدُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ       

  “Tiada Tuhan selain Allah yang Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah segala kekuasaan dan milik-Nya  segala pujian, di tangan-Nya lah kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

  1. Doa Nabi Muhammad pada hari Arafah.
    Sesungguhnya doa yang paling banyak dipanjatkan olehku dan para nabi sebelumku pada hari Arafah adalah; La ilaha illallah Wahdahu la Syarikalahu. Lahul Mulku wa Lahul Hamdu Yuhyi wa Yumitu wa Huwa ‘ala Kulli Syai-in Qodir. Allahumma ij’al i Qolbi Nuro wa i Sam’i Nuro wa i Bashori Nuro Allohumma isyroh Li Shodri wa Yassir Li Amri wa A’udzu bika min Wasawish-Shuduri wa Sayyiatil Umuri wa Fitnatil Qobri. Allohumma inni A’udzu Bika Min Syarri Ma Yaliju il-Laili wa Syarri Ma Tahibu bihir-Riyahi.
  2. Doa hendak menuju Arafah.
    Disunahkan ketika hendak menuju Arafah untuk berdoa, Allahumma ilaika Tawajjahtu wa ‘Alaika Tawakkaltu wa Wajhaka Arodtu Faj’al Dzanbi Maghfuro wa Hajji Mabruro warhamni wa La Tukhoyyibni wa Barik Li i Safari wa iqdhi bi ‘Arofata Hajati innaka ‘Ala Kulli Syai-in Qodir 

Begitu pentingnya rangkaian ibadah di Arafah ini sehingga wukuf di Arafah menjadi syarat mutlak ibadah haji. Di tempat ini Allah akan mengijabahi doa-doa hambanya sebagaimana Allah mengkabulkan doa para nabi terdahulu di tempat Arafah. Karena di tempat ini sejatinya jasad manusia berdiam diri di tempat dan jiwanya naik ke atas untuk berdoa langsung kepada Allah. Maka, siapapun yang secara khusuk meminta pertolongan kepada Allah, doanya akan diijabahi. (mmsm)

Prof. Dr. H Akhyak. M. Ag Direktur Pascasarjana UIN SATU Tulungagung; Pengasuh Pondok Pesantren Modern Darul Akhwan Tulungagung; Konsultan Ibadah Haji Daerah Kerja Mekkah 2022