Akhmad Siddiq Dosen Studi Agama-agama, bergiat di Moderate Muslim Institute UIN Sunan Ampel Surabaya

Ada Rasulullah di Antara Aisyah dan Khadijah

2 min read

Saya sepenuhnya yakin bahwa Rasulullah tidak pernah membeda-bedakan perlakukan beliau terhadap istri-istrinya. Sebagai suami, beliau sudah tentu bersikap adil kepada para istri dan memperlakukan mereka dengan kasih sayang yang sama. Hal tersebut selaras dengan semangat keadilan Alquran dalam membangun hubungan suami-istri, “kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja” (Q.S. al-Nisā’ [4]: 3) dan ayat “dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut” (Q.S. al-Nisā’ [4]: 19).

Bagi orang Muslim, perlakuan baik terhadap istri (dan anak) merupakan salah satu barometer kesalehan. Mengapa? Karena sebuah keluarga adalah pondasi utama dalam upaya membangun umattan wasathan (masyarakat yang moderat). Sementara masyarakat yang baik dibentuk oleh keluarga yang baik, dan keluarga yang baik tumbuh dari interaksi suami-istri yang saling berbuat-baik. Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga (istri)nya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga (istri)ku.” (HR. Turmudzi).

Benar bahwa keluarga Rasulullah adalah keluarga terbaik; sikap beliau terhadap istri adalah sikap terbaik; hubungan beliau dengan istri dan anak adalah hubungan terbaik; dan apapun yang terjadi dalam rumah tangga beliau adalah contoh dan teladan terbaik buat umat manusia. Namun demikian, tidak berarti tak ada “ujian” atau “fitnah” (dalam bahasa keseharian kita: “masalah” atau “konflik”) yang menimpa keluarga Rasulullah.

Peristiwa adīts al-ifki (berita dusta), di mana istri Rasulullah, Aisyah, pernah diterpa isu perselingkuhan adalah salah satu contoh fitnah tersebut. Akibat berita hoax ini, Aisyah sempat “dikucilkan” dan menjadi bahan gunjingan di antara para sahabat. Hingga akhirnya turun ayat Alquran yang menjelaskan bahwa Aisyah tidak bersalah.

Baca Juga  Terjadi Lagi! Perempuan Bercadar Hendak Lakukan Aksi Teror di Istana Negara

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu, tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, maka baginya azab yang besar. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang Mukminin dan Mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) mengatakan, ‘Ini adalah berita bohong yang nyata.’” (Lihat Q.S. al-Nūr [24]: 11-20).

Karena meyakini bahwa Rasulullah memperlakukan para istrinya dengan kasih sayang yang sama, saya tidak begitu antusius menanggapi (polemik) lagu Aisyah Istri Rasulullah yang akhir-akhir ini viral. Lagu yang memuji kedekatan Aisyah dengan Rasulullah tersebut mendapat banyak kritik, terutama terkait lirik dan kisah romantisme yang dinilai terlalu mengumbar kecantikan fisik semata. Tentu tidak ada yang salah ketika seseorang menyanjung istri tertentu Rasulullah, baik Aisyah maupun Khadijah, tapi mengultuskannya secara berlebihan akan terkesan menepikan peran dan keberadaan istri-istri Rasulullah yang lain.

Saya pun berusaha mencari sumber bacaan tentang kisah romantis Rasulullah dengan istri yang lain, selain Aisyah, untuk mengukuhkan keyakinan saya dan memberi narasi lain. Saya tulis kata kunci qiṣṣah al-ubb baina al-nabī wa zaujātih (kisah cinta Nabi dengan istri-istri beliau) ketika saya lakukan pencarian daring. Faktanya, saya harus pasrah bahwa referensi terkait hal tersebut memang lebih banyak didominasi oleh kisah tentang Aisyah.

Ada dua hal yang saya pikirkan. Pertama, ini terjadi karena di antara istri-istri Rasulullah Aisyah-lah yang paling aktif meriwayatkan hadis. Apalagi ia memang dikenal sebagai sosok yang vokal dan cerdas. Kedua, mungkin memang begitulah kenyataannya: Aisyah mendapat tempat yang istimewa dalam diri dan hati Rasulullah. Yang kedua ini didukung oleh banyak hal dan bisa kita ketahui dari banyak sumber. Salah satunya adalah sebuah hadis yang menceritakan bahwa Nabi pernah ditanya. “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling engkau cintai?”

Baca Juga  Perempuan dalam Keluarga Islam

Nabi menjawab, “Aisyah.”

“Kalau dari kalangan laki-laki?”

“Ayahnya.”

Cerita romansa antara Rasulullah dengan Aisyah mudah sekali kita dapatkan. Tapi, kita tidak seharusnya melupakan kisah cinta Rasul dengan istri-istri yang lain. Misalnya cerita ketika Rasulullah melakukan perjalanan bersama Sofiyah, dari Khaibar menuju Madinah. Beliau duduk bersimpuh dan menyediakan lututnya menjadi semacam undakan agar Sofiyah bisa naik ke punggung unta. Pernah juga dalam sebuah perjalanan, unta yang ditumpangi Sofiyah berjalan sangat lambat. Ketika Sofiyah tiba, Rasulullah segera menghampirinya. Sofiyah menangis. “Untaku berjalan sangat pelan,” katanya. Nabi menyeka airmata Sofiyah dengan tangan beliau dan menghiburnya. Beliau menampakkan kasih sayang dan cinta beliau kepada Sofiyah.

Ada juga kisah yang menyiratkan kekuatan cinta abadi Rasulullah dengan Khadijah. Konon, ketika beliau menyembelih kambing, beliau memerintahkan agar makanan itu dibagi-bagi. “Kirim juga (kambing ini) ke teman-teman Khadijah,” kata beliau. Aisyah protes. “Khadijah (lagi). Khadijah (lagi).” Rasulullah berkata, “Iya, aku beruntung dianugerahi cintanya.”

Terlepas dari siapakah istri istimewa yang mendapat tempat istimewa dalam hati Rasulullah, kita harus meyakini bahwa Rasulullah-lah sosok suami ideal yang memperlakukan istri-istrinya dengan kasih sayang yang sama. Beliaulah titik sentral itu. Lupakanlah perdebatan apakah Aisyah ataukah Khadijah, sebab ada Rasulullah di antara mereka. Beliaulah sosok yang harus kita teladani: bagaimana beliau berinteraksi dengan istri(-istri)nya? Bagaimana beliau merajut kemesraan dengan mereka? [MZ]

Akhmad Siddiq Dosen Studi Agama-agama, bergiat di Moderate Muslim Institute UIN Sunan Ampel Surabaya

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *