Ach. Shodiqil Hafil Santri Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura dan Dosen IAIN Kediri

[Idul Fitri] Sertifikasi Fitri dengan Takwa

4 min read

(السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته)

الحَمْدُ لله المَلِكِ المَنَّان/ الَّذِي وَعَدَ لِلْمُتَّقِيْنَ اْلجِنَان/ يَتَسَابَقُ لِذِكْرِهِ اللِّسَان/ وَتَخْضَعُ لَهُ جمِيْعُ اْلجَوَارِحِ وَاْلأَرْكَان/ وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اْلمُؤْمِنِيْنَ إِخْوَةً فِي اْلإيْمَان/ وَشَبَّهَهُمْ فِي دَعْمِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا وَشَدِّ بَعْضِهِمْ بَعْضًا وَقِيَامِ بَعْضِهِمْ بِبَعْضٍ بِاْلبُنْيَان/ وَهُوَ الَّذِي وَعَدَ الصَّابِرِيْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ عَدٍّ وَ لاَ حُسْبَان/ وَهُوَ اْلحَكِيْمُ بِمَا يَقْتَضِيْهِ فِي كُلِّ زَمَان/ اللَّطِيْفُ بِعِبَادِهِ حِيْنَ تُقْلِقُهُمُ اْلهُمُوْمُ وَاْلأَحْزَان/

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر/ الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر/ الله أكبر، الله أكبر/ الله أكبر كبيرا/ و الحمد لله كثيرا/ و سبحان الله بكرة و أصيلا/ لا إله إلا الله و الله أكبر/ الله أكبر و لله  الحمد.

اشهد ان لااله الا الله وحده/ صدق وعده/ ونصر عبده/ واعز جنده وهزم الاحزاب وحده/ شهادة يثقل بها الميزان فى المحشر/ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَهُوَ خَيْرُ الْبَشَرِ/ وَصَاحِبُ الْحَوْضِ الْكَوْثَرِ/ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْمُطَهَّرِ/ وَعَلَى مَنْ صَاحَبَهُ وَأَزَرَهُ وَوَقَرَ/ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ فِيْ كُلِّ أَثَرٍ/ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ (امّابعد)

فياعباد الله اتقوا الله رب العالمين/ فالتقوي وصية الله للأولين و الآخرين/ و شعار المؤمنين و دثار المتقين/ واعلموا أن يومكم هذا يوم عظيم/ و عِيْدٌ كريم/ قال الله تعالى: اعوذ بالله من الشيطان الرجيم/ بسم الله الرحمن الرحيم/ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ. (صدق الله العظيم)

Allahu akbar 3x Walillahilhamd

Bapak/ibu/saudara-saudaraku dan anak-anakku Rahimakumullah!

Pertama-tama, marilah kita bertakwa kepada Allah SWT. Selalu dan harus lebih bertakwa dari sebelumnya, karena takwa menjadikan kita pribadi yang mulia. Pribadi yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang tak terkira. Pribadi yang bisa meredam amarah di dada.

Pribadi yang selalu tersenyum kepada siapa saja dan menghadapi cobaan hidup dengan lapang dada. Pribadi yang berakhlak mulia, santun terhadap yang tua, dan ramah terhadap yang muda. Pribadi yang menghormati kaum manula, mencintai keluarga, dan selalu berbagi dengan sesama. Subhanallah, hanya orang yang bertakwa yang memiliki pribadi yang mulia. Siapa yang paling bertakwa, dialah yang paling mulia di sisi Allah Yang Maha Kuasa.

Allah SWT berfirman:

إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujurat : 13)

Untuk takwa inilah, para hadirin, kita diwajibkan berpuasa. Menahan diri dari keinginan nafsu atas segala kebutuhan tubuh, dhohir dan batin, karena Allah semata. Itu semua tiada lain agar manusia bertakwa. Puasa menjadi tangga bagi seorang mukmin untuk sampai kepada derajat muttaqin.

Dengan puasa kita dapat mengontrol seluruh anggota badan, gerak-gerik jiwa, suara hati dan ucapan-ucapan lisan agar bersih dan suci. Kalau kesucian fisik dapat dibersihkan dan disucikan dengan air, maka kesucian jiwa dan kebersihan rohani hanya bisa dilakukan dengan jalan latihan menahan diri, yaitu puasa. Puasa inilah yang akan mengangkat kita dari derajat mukmin menjadi muttaqin.

Allah SWT berfirman:

Baca Juga  [Khutbah Jumat] Menjadi Muslim yang Selalu Berusaha dan Berdoa

يا أيها الذين آمنوا كُتِبَ عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah : 183)

Allahu akbar 3x Walillahilhamd

Bapak/ibu/saudara-saudaraku dan anak-anakku Rahimakumullah!

Dengan demikian jelaslah sudah, bahwa tujuan utama dari puasa Ramadhan ini agar kita bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa. Lalu sekarang pertanyaannya adalah apakah kita sudah bertakwa kepada Allah SWT? Atas dasar apa kita mengaku sudah bertakwa? Inilah pertanyaan yang sangat sulit dijawab. Kenapa demikian? Karena yang memiliki barometer atau tolok ukur ketakwaan seseorang hanyalah Allah SWT. Stempel dan sertifikat takwa hanya bisa diberikan oleh Allah SWT.

Kepada sesama manusia mungkin masih bisa saling menipu, tapi Allah tidak bisa ditipu. Takwa juga tidak bisa dengan berpura-pura. Takwa tidak bisa dinilai dengan kacamata manusia. Saya yang sedang berkhutbah ini pun belum tentu lebih bertakwa daripada hadirin yang menyimak khutbah saya. Kenapa begitu? Karena takwa ini abstrak dan hanya bisa dinilai oleh Allah sebagai juri tunggal yang pengumumannya akan disampaikan nanti di yaumil hisab, yaitu hari di mana segala amal perbuatan kita diperhitungkan.

Selanjutnya coba kita kaji, apakah kita harus bertakwa? Kenapa kita harus bertakwa? Kenapa di setiap kesempatan khutbah selalu disampaikan pesan takwa? Takwa, takwa, dan takwa. Ternyata inilah satu-satunya bekal yang paling berharga bagi kita semua. Bekal yang tidak bisa diperjual belikan di toko manapun. Bekal yang tidak akan habis selama perjalanan. Bekal yang akan sangat bermanfaat di dunia dan di akhirat kelak. Itulah bekal takwa. Sebagaimana firman Allah SWT:

وتزودوا فإن خير الزاد التقوى واتقون يا أولي الألباب

“Berbekallah kalian (dengan takwa), karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepadaKu, wahai orang-orang yang berakal.(Al-Baqarah: ayat 197) 

Allahu akbar 3x Walillahilhamd

Bapak/ibu/saudara-saudaraku dan anak-anakku Rahimakumullah!

Di hari yang suci ini marilah kita bermuhasabah dan mulai menata diri dengan baik. Pertanyakan dalam diri kita masing-masing, apakah kita sudah melalui bulan Ramadhan dengan penuh kebaikan sehingga kita pantas menyandang predikat takwa? Atau jangan-jangan selama ini kita memang belum sampai pada derajat takwa?

Kalau memang bertakwa, apakah pantas kita menyakiti hati orang lain? Kalau memang bertakwa, apakah pantas kita menyalakan mercon sampai begitu kerasnya dan mengganggu orang lain? Kalau memang bertakwa, apakah pantas kita urak-urakan di jalan raya dengan suara gaduh yang menghentak telinga? Kalau memang bertakwa, apakah pantas merayakan hari yang suci ini dengan hura-hura yang tidak bermanfaat? Ini dia masalahnya saudara-saudara, banyak dari orang yang mengaku Islam tapi tidak mencerminkan keislaman yang sesungguhnya.

Baca Juga  [Khutbah Idul Adha] Selembar Kisah Abadi: Pengorbanan Suci dan Cinta Sejati

Kalau begini, jangankan sampai pada derajat muttaqin, menjadi seorang muslim yang baik saja belum ia lalui. Oleh karena itu marilah kita pelajari kembali keislaman kita. Jangan sampai ibadah yang kita lakukan tidak bernilai dan sia-sia. Mari kita pahami dengan seksama ajaran Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW agar kita benar-benar menjadi orang Islam yang mampu mencapai derajat muttaqin.

Jika tahun ini belum bisa tercapai, kita berdoa semoga Ramadhan tahun depan Allah masih memberikan kesempatan umur dan taubat, sehingga kita benar-benar bisa mencapai derajat takwa. Amin Ya Robbal ‘Alamin. 

Allahu akbar 3x Walillahilhamd

Bapak/ibu/saudara-saudaraku dan anak-anakku Rahimakumullah!

Hidup di dunia ini hanya sementara dan sebentar saja. Setiap manusia pasti akan bertemu dengan kematian. Dan setelah kematian akan ada kehidupan baru di mana kita akan menerima dan merasakan balasan dari semua perbuatan yang kita lakukan selama hidup di dunia. Kata-kata ini memang sering kita dengar, tapi mungkin lebih sering masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

Sekarang mari kita belajar mendengarkannya dengan kedua telinga dan mencernanya ke dalam hati. Segera sertifikasi jiwa yang fitri ini dengan takwa! Sangat disayangkan kalau hidup yang singkat ini tidak disertifikasi dengan takwa. Karena dengan takwa inilah kita bisa benar-benar menjadi manusia yang fitri. Karena dengan takwa inilah kita bisa menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan hidup yang kita hadapi. Karena dengan takwa inilah Allah seringkali memberikan kita kejutan rezeki dari arah yang tidak kita mengerti. Sebagaimana firman-Nya di dalam Kitab Suci yang artinya:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (At Thalaq 2-3)

Allahu akbar 3x Walillahilhamd

Bapak/ibu/saudara-saudaraku dan anak-anakku Rahimakumullah!

Akhirnya, marilah kita tutup khutbah Idul Fitri ini dengan berdoa, mengangkat kedua belah tangan, dan mengharap keridoan Allah SWT:

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ/ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ/ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ/ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ/ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ/ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi rahmat. Berilah kami rezeki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zalim dan kafir.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أموْرِنَا/ وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا/ وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى إليْهَا مَعَادُنَا/ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ/ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ

Baca Juga  Khutbah Jumat: Keutamaan 'Basmalah' dan 'Hamdalah' untuk Menghindarkan Diri dari Kemaksiatan

Ya Allah, perbaikilah agama kami yang menjadi benteng bagi urusan-urusan kami. Perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ به بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ/ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ/ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا./ اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا/ وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا/ وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظلمنا/ وانصرنا على من عَاداَنَا/ وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَا/ وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا/ وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu/ dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu/ dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini./ Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup/ dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami/ dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Dekat dan Maha Mengabulkan do’a.

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

و صلى الله على سيدنا محمد و على آله و صحبه وسلَّم.

سبحان ربك رب العزة عما يصفون و سلام على المرسلين و الحمد لله رب العلمين.

Demikianlah khutbah yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Selamat berhari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin. Semoga kita benar-benar bisa menyandang predikat manusia fitri dengan sertifikat takwa. Amin Allahumma Amin.

بارك الله لي ولكم فى القرآن العظيم/ ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم/ وتقبل مني ومنكم تلاوته/ إنه هوالسميع العليم/ جعلنا الله و إياكم من العائدين والفائزين/ والسائلين الغانمين المقبولين/ و أدخلنا و إياكم في زمرة عباده الصالحين/ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم/ بسم الله الرحمن الرحيم: من عمل صالحا فلنفسه و من اساء فعليها و ما ربك بظلام للعبيد.

أقول قولى هذا وأستغفر الله لى ولكم/ ولسائر المسلمين والمسلمات/ والمؤمنين والمؤمنات من كل ذنب/ فاستغفروه فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ/ إنه هو الغفورالرحيم.

Ach. Shodiqil Hafil Santri Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura dan Dosen IAIN Kediri

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *