Masifnya gerakan hijrah di antara para artis dipengaruhi oleh para aktor dalam jaringan seperti Dude Herlino dan Primus Yustisio. Meskipun dalam hal ini, Dude sejak awal tidak melakukan ‘hijrah’ yang dramatis, sebab sikap religiusnya tidak berubah secara signifikan. Namun, Dude tercatat sebagai inisiator terbentuknya jaringan pengajian MuSaWaRah. Dari 43 Artis hijrah yang dikaji, 19 di antaranya merupakan artis yang ikut pengajian MuSaWaRah.
Sedangkan Primus sudah mulai menjaring relasi politik sejak mundur dari dunia keartisan. Setelah kalah dalam Pilkada Subang 2008 sebagai calon Bupati, ia tiga kali lolos menjadi wakil Legislatif Partai Amanat Nasional (PAN) selama tiga kali Pemilihan Legislatif (Pileg) masing-masing pada tahun 2009, 2014, dan 2019.
Pada tanggal 24 Juni 2017 Primus menjadi pembicara di acara pengajian MuSaWaRah dengan tema ‘Muslim berpolitik?’
Tema ini merupakan representasi wacana politik aktual. Saat itu situasi politik nasional sedang memanas karena konservatisme Islam meningkat setelah peristiwa aksi 212, akhir tahun 2016. Wacana Khilafah yang anti-negara demokrasi (baca: Pancasila) semakin menguat setelah peristiwa yang dikenal sebagai Aksi Bela Islam jilid I sampai III.
Oleh sebab itu suara anti-pemerintah semakin mengkhawatirkan sehingga Pemerintah menerbitkan Perppu Ormas pada bulan Mei 2017 untuk membubarkan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) sebagai tindakan darurat (Kabar24, 28/12/2017). Pemerintah saat itu menafsirkan organisasi HTI sebagai jaringan paling berbahaya dalam gerakan politik 212.
Bulan Agustus 2017 dalam jadwal yang padat, jaringan artis hijrah MuSaWaRah justru mengundang aktor politik 212 seperti Neno Warisman, Ust Haikal Hasan dan Ust. Abu Fida dalam sebuah pengajian yang mereka adakan dengan memakai redaksi judul pengajian ‘Musuh yang nyata’ (InstagramPost).
Termasuk pada bulan 18 Oktober 2018, kelompok kajian ini juga tercatat pernah mengundang ustadz Felix Siauw yang berafiliasi langsung dengan HTI untuk memberikan kajian dalam jaringan MuSaWaRah (InstagramPost).
Simpul jaringan artis hijrah juga dijalankan oleh beberapa aktor penting. Meskipun dibentuk sekitar bulan Februari 2016, tepat sembilan hari setelah aksi 212 jaringan pengajian MuSaWaRah mengundang Ustaz Aktan, Khalid Basalamah.
Belakangan jaringan kajian MuSaWaRah mulai menggaet ustaz-ustaz populer seperti Hanan Attaki (Januari 2018), Ust. Abdus Somad atau dikenal dengan nama pendek UAS (Februari 2018), Syafiq Riza Basalamah (Juli 2018), bahkan pada tanggal 30 Mei jaringan pengajian ini terlibat dalam Tabligh akbar yang mengundang Bachtiar Nasir Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI), UAS, Ust Haekal Hasan, politisi PKS Hidayat Nur Wahid dan lainnya di Masjid Bintaro, Jakarta.
Bulan April 2016–sebelum Aksi 212–Dimas Wibisono mendirikan jaringan Terang Jakarta yang dibina langsung oleh Ust. Abu Fida dan Abi Makki Lc. dalam portal media Go Muslim tertulis bahwa tujuan Terang Jakarta adalah untuk menerangi jalan hijrah anak muda (Go Muslim, 19/2/2019).
Pembentukan simpul jaringan hijrah makin meluas dengan beragam varian, fitur, dan desain serta kreasi di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan telah muncul website Fast yang mengumpulkan semua komunitas hijrah dan memberikan materi hijrah yang bisa di install dengan moto ‘fast adalah konsep hijrah yang bisa kamu install ke komunitasmu (fastport.ngefast.com).
Kurang lebih terdapat ada 43 komunitas Hijrah yang telah bergabung dengan jaringan Fast. Enam belas komunitas dalam jaringan Fast adalah percabangan jaringan #YukNgaji yang berada di berbagai daerah di Indonesia seperti Bintaro, Surabaya, Sukoharjo, Mojokerto, Lombok, Kulonprogo dan lainnya. Sedangkan anggota dringnya mencapai 50.000 dan even offline-nya (kopdar) selalu dihadiri sekitar 20.000 peserta (MuslimahDaily, 24/8/2016).
Komunitas ini didirikan pada bulan Juli 2016 atas keresahan empat pendirinya–salah satunya adalah Ust. Felix Siauw.
Ahmad Yazid dalam penelitiannya mengenai komunitas #Yukngaji di wilayah Yogyakarta menyebut bahwa komunitas #YukNgaji adalah sayap dan jaringan informal baru HTI. Meskipun dalam komunitas ini tidak seluruh gagasan HTI diterima begitu saja, hal itu hanya menunjukan kelemahan ideologi HTI. Namun, argumen bahwa sistem demokrasi telah gagal dan khilafah adalah solusinya sebagaimana dippropagandakan HTI masih diyakini oleh komunitas #YukNgaji (Yazid, 2019: 156-8).
Dari semua komunitas dan jaringan di atas, ada sebuah kesamaan, yakni sebagian besar komunitas hijrah tersebut didirikan pada tahun 2016 seperti MuSaWaRah, Terang Jakarta, Sahabat Hijrah (Medan), teman Hijrah (IPB Bogor), Garasi Hijrah (Berani Hijrah Baik) dan juga jaringan Yukngaji.
Lebih cepat satu tahun, Shift atau Pemuda Hijrah didirikan pada bulan Maret 2015 sedangkan jaringan komunitas lain seperti Hijrah Care berdiri pada tahun 2017. Artinya rentang tahun antara 2016 hingga Pilpres 2019 adalah waktu yang mana para aktor jaringan hijrah semakin cepat memperluas pengaruhnya.
Rentang tiga tahun tersebut merupakan tahun-tahun para artis semakin masif melakukan hijrah. Dari 43 artis hijrah yang diteliti, hampir setengahnya (21) adalah artis yang memutuskan hijrah sejak tahun 2016 sampai 2019. Rentang tahun 2016 hingga 2019 adalah tahun-tahun politik yang secara stabil terus memanas dan menampilkan identitas agama dipermukaan gejolak aksi masa jalanan.
Pekik takbir dan simbol kalimat tauhid mewarnai setiap aksi melawan pemerintahan justru dihasilkan oleh jenis dakwah persuasif yang mampu menormalkan gagasan Islamis yang menargetkan kaum muda dengan desain visual yang renyah dan kreatif. Hijrah festival adalah akumulasinya.
Bersambung … [AA]