M. Faizi Sastrawan sekaligus Kiai di PP Annuqayah Guluk Guluk, Sumenep, Madura.

Selamat Pagi, Bumi

37 sec read

Selamat pagi, burung-burung
melalui cericitmu, aku terima salam dari ranting nan rimbun
sebelum batang-batang pohon ditebang untuk dibikin tisu
demi mengelap air mataku yang menetes karenamu

Selamat pagi, air mengalir
gemericikmu adalah kabar baik
bahwa batu-batu kapur masih menggunduk di balik gunung
sebelum orang-orang membongkarnya untuk tambang
demi pembangunan, demi kemajuan, tapi tidak demi engkau

Selamat pagi, matahari
cahayamu adalah kabar tentang ozon, hutan, dan hama
siklus bumi masih baik dan bahwa iklim masih terjaga
sehingga kami dapat begitu leluasa
membuang lebih banyak karbon ke udara

Apa kabar, tanah?
Uar aromamu di kala hujan pertama menyapa
adalah salam untukku: tentang lempeng bumi yang tidak berubah
tentang cacing-cacing yang berjuang menawarkan limbah
serta ketabahanmu menanggung amoniak dan sampah
sehingga kami bebas melepas hak milik untuk berpindah

Selamat pagi, manusia
engkau bekerja demi melangsungkan hidup
dan engkau hidup sekadar iseng menunggu maut

Tapi,

Mengapa engkau merusak laut?
hanya karena engkau punya teknologi untuk menangkap ikan?
namun siapa sesungguhnya yang memberi pakan?

Mengapa engkau meracuni bumi?
hanya karena engkau yang menanam demi alasan pangan?
Namun siapa sesungguhnya yang menumbuhkan?

23/08/2017

Baca Juga  Angin Segar Praktik Baik Moderasi Beragama dari Desa Jajar, Trenggalek, Jawa Timur
M. Faizi Sastrawan sekaligus Kiai di PP Annuqayah Guluk Guluk, Sumenep, Madura.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *