Redaksi Redaksi Arrahim.ID

Launching Buku “Hujan Gus Dur”, Ahmad Tohari: Saya Bangga

1 min read

Pasuruan – Gusdurian Pasuruan atau Komunitas Gitu Aja Kok Repot (KGSKR) pada Selasa malam (29/12/2020) mengadakan peluncuran buku tentang GusDur yang berjudul “Hujan Gus Dur: Antologi Cerpen tentang Gus Dur”. Acara in merupakan bagian darirangkaian acara peringatan Haul Gus Dur yang ke-11.

Dalam acara peluncuran antologi cerpen tentang Gus Dur ini, Ahmad Tohari, salah seorang teman Gus Dur,  selaku pembicara mengungkapkan “Gus Dur itu seorang pengamat sastra yang luar biasa kaya bathinnya tentang kesastraan, bukan hanya sastra Indonesia, tapi juga sastra luar negeri, khususnya sastra Arab.”

Ahmad Tohari juga menegaskan bahwa dunia sastra lah yang mempertemukan dirinya dengan Gus Dur. “Pertama kali saya ketemu Gus Dur karena Beliau ingin membahas sebuah novel sastra (Berjudul Kubah) yang kemudian ternyata novel itu dinyatakan sebagai novel terbaik di Indonesia pada tahun 1981,” imbuh penulis Ronggeng Dukuh Paruk tersebut.

Dalam sebuah tulisan KH. Husein Muhammad, juga menjelaskan bahwa Gus Dur adalah sastrawan besar. KH. Husein Muhammad menceritakan bahwa Gus Dur ketika memberikan nama putri pertamanya, terinsiprasi dari nama tokoh Alissa yang menjadi tokoh dalam Buku Novel Prancis yang judul terjemah Indonesianya “Gerbang yang Tertutup”.

Selanjutnya, Ahmad Tohari juga mengungkap cerita ketika Ia haji bersama dengan Gus Dur. Kalau sebelumnya, Ia mengungkap terkait singkatan “KH” yang diberikan oleh Gus Dur kepadanya, yang kepanjangannnya adalah Kang Haji, kali ini terkait dengan sastra arab.

“Ingin saya katakan lagi bahwa pengetahuan sastra Gus Dur sangat dalam. Yang kelihatannya orang tidak begitu tahu, padahal sangat dalam. Ketika haji bareng saya, Gus Dur itu selalu membacakan syair-syair arab, bukan malah doa thawaf, malah syair-syair arab yang dia pakai, yang dia baca. Itu doa apa Gus? Bukan doa, itu syair kok,” ungkapnya dengan tertawa dan diikuti beberapa peserta launching buku Hujan Gus Dur secara virtual tersebut.

Baca Juga  Ulil Abshar Abdalla: Penting Membangun Otoritas Gagasan Yang Berbasis Pengalaman Kita Sendiri

Terakhir, Ahmad Tohari berpesan kepada para penulis untuk terus menulis dan membaca, karena menulis adalah sebuah proses yang ada awalnya namun tidak ada akhirnya.

“Kehadiran kumpulan cerita pendek ini pasti memperkaya khazanah literasi sastra Indonesia. Saya sangat bangga, karena tulisan para penulis sudah sangat mengesankan. Jangan lupa, cerita pendek yang baik itu, cerita yang bisa memberikan kesan yang mendalam pada para pembacanya. Ini semuanya sudah bagus, memberikan kesan mendalam bagi para pembacanya.

Ia menambahkan bahwa ia berharap anak-anak muda yang menulis disini dapat teruskan berkarya. Jangan lupa bahwa kepengarangan itu adalah sebuah proses, proses dari awal dan tidak ada ujungnya. Artinya, terus lah berproses sampai kapanpun, jadi makin baik, makin baik, makin baik, seperti itu,” pungkasnya saat meluncurkan Buku Hujan Gus Dur tersebut.

Redaksi Redaksi Arrahim.ID