Muhammad Jafar Shodiq Al Alawi Alumnus Pesantren Raudlatut Tholibin Tugurejo, Semarang,

Kriteria ‘Rumahku Surgaku’ Menurut Alquran

1 min read

Bagi banyak orang hanya beraktifitas di rumah saja mungkin menjadi hal yang sangat menjenuhkan. Namun, rasa jenuh ini saya kita bisa hilang jika menyadari betapa rumah memiliki peran yang sangat penting. Rumah memainkan perannya yang sangat penting dalam pendidikan umat, sebagai unit institusi pertama dan lembaga pendidikan pertama bagi masyarakat. Di dalamnya akan terjadi pembentukan tahap pertama bagi pribadi yang siap bersosialisasi dengan lingkungannya.

Jika terjadi interaksi yang positif di dalam rumah, seseorang akan banyak memperoleh pengetahuan, kemahiran, nilai-nilai perasaan dan cara berpikirnya dalam menghadapi problematika di lingkungan yang lebih. Maka tidak keliru, bila guru-guru kita di tingkat dasar sering mempopulerkan sebuah ungkapan “baitiy janatiy” atau rumahku Surgaku.

Sedangkan, surga dalam QS Al Hijr ayat 45-48 digambarkan tidak ada permusuhan, tidak ada perasaan dengki antar sesama penghuninya. Hidup rukun dan damai, serta tidak pernah merasa penat, lelah atau letih.

Lantas, Sudahkah kita menjadikan rumah kita sebagai surga bagi kita sendiri? Ataukah jangan-jangan keadaan di dalam rumah kita sangat jauh berbeda dengan seperti yang digambarkan dalam Alquran. Sesama saudara sering ribut karena masalah sepele.

Setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar rumah kita bisa mendekati seperti yang digambarkan dalam Alquran. Pertama, jika surga digambarkan adanya air yang jernih mengalir indah, ini memberi pelajaran pada kita yang masih hidup dan tinggal di dalam rumah agar menjaga kebersihan.

Dari air yang mengalir kita diberi pelajaran, di dalam rumah kita tidak boleh hanya berdiam diri. Mengalir itu tanda bergerak. Kita mesti bergerak membersihkan rumah. Jika rumah hanya didiamkan saja tanpa dibersihkan tentu akan kotor dan berbau tidak sedap. Hal itu senada dengan air yang tidak mengalir akan menyebabkan air itu keruh dan berbau.

Baca Juga  Memori atas The Death of Saddam Hussein dan Serangan AS atas Irak: Pandangan Gus Dur, Al Jabiri dan Relevansinya Kini (1)

Kedua, Jika surga di dalam Alquran digambarkan penuh dengan buah-buahan, ini memberi pelajaran kepada kita agar mampu menjadi pribadi yang pandai merawat. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa buah-buahan tidak tumbuh begitu saja. Ada proses panjang yang membuat buah-buahan itu bisa tumbuh kemudian dapat dipanen.

Proses panjang tersebut adalah proses merawat. Dari rutin menyirami hingga memupuk. Kita mesti pandai merawat pada apa apa yang ada di sekitar rumah. Rumah yang terawat tentu saja dapat meningkatkan semangat dan kebahagiaan bagi penghuninya.

Ketiga, Jika Surga didalam Alquran digambarkan penuh dengan hal-hal yang baik, ini memberi pelajaran pada kita bahwa kita perlu mengaplikasikan kebaikan-kebaikan ke dalam rumah. Terbiasa berkata jujur dengan anggota keluarga di dalam rumah. Melakukan aktivitas positif di dalam rumah seperti membiasakan membaca Alquran misalnya. Dengan melakukan hal demikian berati kita menjalankan pesan nabi kita tercinta :

اكثروا من تلاوة القرآن في بيوتكم فإن البيت الذى لا يقرأ فيه القرآن يقل خيره ويكثر شره ويضيق على اهله

“Perbanyaklah membaca Alquran di rumah kamu, sebab rumah yang tidak pernah dibaca al-Qur’an padanya sangat sedikit kebaikan rumah itu, sangat banyak kejahatannya, dan membuat penghuninya merasa sempit.”

Akhirnya, rumah benar-benar akan terasa seperti surga apabila penghuninya memiliki bekal ilmu yang cukup. Adapun jika dirasa penghuninya belum memiliki bekal ilmu yang cukup maka bisa pergi untuk mencari ilmu. Dengan merantau, tentu setiap individu akan timbul rasa kerinduan pada rumahnya.

Maka, tidak keliru bila Imam Syafi’i telah berpesan kepada kita: “Merantaulah, kau akan mendapat pengganti kerabat dan teman. Berlelah-lelah, manisnya hidup terasa setelah berjuang”. Semoga rumah kita adalah tempat terbaik untuk belajar berbagai hal sehingga bisa mendapat banyak pelajaran di dalamnya. [AA]

Muhammad Jafar Shodiq Al Alawi Alumnus Pesantren Raudlatut Tholibin Tugurejo, Semarang,