Apa Itu Takdir? Dan Mengapa Seseorang Sering Merasa Berada di Jalan yang Salah?
Takdir menawarkan gagasan tentang makna di tengah kekacauan, tetapi juga mengguncang keyakinan akan agensi manusia.
Takdir menawarkan gagasan tentang makna di tengah kekacauan, tetapi juga mengguncang keyakinan akan agensi manusia.

Manusia diharapkan bisa menjadi teman/sahabat bagi sesamanya bukan malah menjadi pemakan sesamanya.

Dalam keadaan tidur, kita tidak mampu sedikitpun untuk menguasai jasad kita sendiri.

Diperlukan untuk membangun kesadaran kembali bahwa setiap kita memiliki potensi daring sejak awal, tidak hanya antar-manusia bahkan melalui daring kita bisa tertemu dengan Tuhan dan bercakap-cakap dengannya.

Iblis mampu bermain halus sekali dalam mempermainkan dan menyesatkan manusia agar keluar dari kefitrahannya.

Meskipun surah ini memiliki makna arti yang sama dengan buah, tapi dalam surah tersebut Allah menjelaskan bagaimana potensi manusia sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna.
![Tafsir Surah al-Tīn [4-6]: Seruan untuk Berbuat Baik pada Tuhan dan Manusia](https://arrahim.id/wp-content/uploads/2020/07/Untitled-design-7-3-825x510.png)
Setiap orang pasti dapat berada sedekat mungkin dengan Tuhan, karena sesungguhnya setiap manusia memiliki potensi untuk mencari dan menempuh jalan menuju perjumpaan dengan Tuhan.

Bila otoritas keagamaan roboh, maka konsekuensinya sangat fatal. Kekacauan akan terjadi di ranah keagamaan. Sayangnya lagi, otoritas baru sebagai pengganti otoritas lama belum hadir.
![Tadarus Litapdimas [4]: Beragama untuk Manusia](https://arrahim.id/wp-content/uploads/2020/04/images-3.png)
Di antara ayat Alquran yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah puasa adalah Q.S. al-Baqarah [2]: 183, yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Ayat ini di samping menerangkan bahwa ibadah puasa memiliki pengalaman dan praktik kemanusiaan secara historis, juga menegaskan bahwa syariat puasa dimaksudkan […]

Proses aktualisasi diri ini haruslah diwujudkan jika manusia ingin tetap hidup dan bertahan di dalam alam yang semakin keras ini. Agar manusia bisa mempertahankan diri dalam pertarungan hidup-mati, ia harus berbuat dan bekerja. Demikian pula, agar manusia bisa makan, ia harus bercocok tanam. Manusia menciptakan pertanian karena didorong oleh kebutuhannya sendiri untuk tetap hidup. Karenanya, […]
![Manusia, Tangan Tuhan dan Kebebasan Diri: Kreativitas, Ilmu, dan Iman [3]](https://arrahim.id/wp-content/uploads/2020/04/unnamed-2.jpg)