









Momentum November sebagai hari pahlawan ini harus menjadi momentum untuk berani katakan yang benar untuk melawan yang salah.

Khutbah Jumat ini mengajak umat Islam bijak bermedia sosial di era digital. Umat diingatkan untuk selektif terhadap tontonan dan informasi agar terhindar dari hoaks serta konten menyesatkan, demi menjaga iman, akhlak, dan ketenangan hati di tengah disrupsi informasi.

Tidak ada keberhasilan di dunia dan kebahagiaan di akhirat kecuali dengan kesabaran.

Kita harus melatih diri untuk terus berempati kepada sesama meski dengan tindakan kecil.

Mengetahui sejarah kemerdekaan adalah bagian penting untuk meningkatkan kecintaan terhadap negara.

Ketika ingatan dibengkokkan untuk mengakomodasi kekuasaan yang bobrok dan nirmartabat, ini jelas berisiko kehilangan kompas etis yang telah dan akan mendasari sebuah bangsa.

Momentum November sebagai hari pahlawan ini harus menjadi momentum untuk berani katakan yang benar untuk melawan yang salah.

Pesantren tetap dibutuhkan karena berperan penting dalam pendidikan, pembentukan adab, dakwah, dan pelayanan masyarakat.

Beribadah hari ini berarti mempraktikkan kehadiran di dunia yang terdistraksi, memilih kedalaman daripada instanisme, keheningan daripada kebisingan, dan sukma serta makna daripada akses internet.

Empat sifat manusia menurut Imam Al-Ghazali yang menentukan arah hidup dan kebahagiaan sejati. Temukan keseimbangannya menuju jiwa tenang.

Masa depan pemikiran Islam mungkin bergantung bukan pada penolakan terhadap Barat, melainkan pada transendensi logika biner antara Timur dan Barat secara menyeluruh.

Ketika hidup tak berjalan sesuai rencana, sering kali di sanalah Tuhan menyimpan hikmah terbaik. Renungan islami tentang menerima takdir, belajar ikhlas, dan menemukan makna di balik harapan yang tak terwujud

Khutbah Jumat ini mengajak umat Islam bijak bermedia sosial di era digital. Umat diingatkan untuk selektif terhadap tontonan dan informasi agar terhindar dari hoaks serta konten menyesatkan, demi menjaga iman, akhlak, dan ketenangan hati di tengah disrupsi informasi.

Secara simbolis, surga dan neraka bukanlah kehidupan setelah kematian, melainkan cara pandang kita melihat hidup dan melihat masa kini.

Ketika harta dan jabatan ditinggalkan, justru di sanalah kemuliaan sejati ditemukan
